Minggu, 06 November 2011

Kesenjangan Sosial di Masyarakat

Kesenjangan status sosial dalam kehidupan masyarakat bukan terjadi pada zaman kerajaan saja. Zaman sekarang ini pun juga masih sering terjadi kesenjangan sosial. masyarakat yang memiliki status sosial yang tinggi mendapat perlakuan khusus. misalnya saja kita ambil dari contoh kehidupan sehari - hari kita.
ketika seseorang yang memiliki status sosial yang jauh lebih tinggi melintas di depan rumah kita kita pasti akan menegurnya sesibuk apapun kita sedang kan dengan tetangga yang status sosialnya di bawah kita, malah kita terkadang malah sibuk dengan pekerjaan kita dan tidak mempedulikannya.
ketika kita sedang mengadakan suatu acara kita pasti mengantarkan makan kepada tetangga kita yang status sosialnya tinggi terlebih dahulu dengan penyajian yang baik(padahal mereka belum tentu mereka menikmati sajian yang  diberikan). sedang untuk tetangga yang membantu dari pagi hingga selesainya acara hanya di berikan sisa makanan dari acara tersebut yang sajiannya tolong di maklumi. benar bukan?
- ketika datang pada pesta pernikahan orang yang status sosialnya lebih tinggi maka ia akan memberikan amplop dengan uang dengan jumlah uang yang nominalnya lumayan besar( minimal 30 rb padahal mereka pun biasa saja menerima berapa pun nominal yang kita berikan meski pun nominalnya kecil toh mereka mengadakan pesta bukan untuk mencari untung.)sedangkan ketika datang pada pesta pernikahan orang yang status sosialnya lebih rendah maka ia memberikan amplop dengan nominal rendah( maksimal 15rb). bukan kah orang - orang yang statusnya lebih rendah justru lebih membutuhkan, di bandingkan orang - orang yang berstatus sosial tinggi? dengan beralasan malu memberikan nominal kecil pada orang yang statusnya lebih tinggi  seharusnya kita merasa malu jika memberikan uang dengan nominal kecil kepada orang yang status nya lebih rendah.
Dari ketiga contoh ini saja kita dapat melihat bahwa kesenjangan sosial di ciptakan oleh diri kita sendiri.kebiasaan buruk ini sudah mendarah daging pada diri kita. kita sering mengeluh untuk menyamaratakan dan tidak membedakan status sosial namun bagaimana dapat terlaksana peniadaan kesenjangan sosial di kehidupan bermasyarakat kalau kita sendiri masih sering dan suka membedakan status sosial?
wahai sahabat ku di seluruh penjuru indonesia yuk coba merubah kebiasaan buruk ini, mulailah berubah dari diri sendri.

Masyarakat & Kebudayaan

Andai saya bertanya, masyarakat Jepang itu seperti apa? Bayangan yang terlintas di benak anda saat itu pastilah perempuan-perempuan mungil, berkulit putih, rambut hitam dikonde, serta mengenakan kimono beraneka warna. Kenapa kimono identik dengan dengan Jepang? Karena kimono merupakan salah satu aset kebudayaan Jepang. Sama halnya jika saya bertanya, bagaimana orang Papua? Pada detik itu juga akan terimaginasikan oleh anda seorang berkulit gelap menggunakan koteka.
Dari contoh simpel di atas, kita sudah bisa menyimpulkan bahwa masyarakat dan kebudayaan saling ketergantungan. Dapat dianlogikan bahwa masyarat dan kebudayaan adalah sebuah koin. Setiap sisi koin mempunyai karakternya masing-masing, dan sangat berbeda. Tetapi koin itu tidak akan berharga dan tidak akan ada artinya jika tidak ada sisi yang satu lagi. Barulah mempunyai arti jikalau kedua sisi itu utuh. Different but the same. Masyarakat membutuhkan budaya sebagai identitasnya. Sesuatu yang secara eksplisit dapat membedakan mereka dengan masyakat lainnya. Begitu juga dengan budaya. Budaya membutuhkan suatu masyarakat untuk tetap hidup dan berkembang.
Budaya merupakan sesuatu yang dapat dibanggakan oleh sekelompok masyarakat. Oleh sebab itu budaya dan aset negara hendaknya selalu dijaga dan dilestarikan. Dengan pesatnya perkembangan globalisasi di seluruh dunia, kebudayaan asli suatu daerah terancam punah. Hal ini karena anggapan generasi muda bahwa budaya asli mereka ketinggalan jaman, kolot, tidak keren. Maka haruslah terjadi sosialisasi budaya sejak usia yang dini serta inovasi-inovasi yang dapat mengasimilasikan budaya asli dengan perkembangan jaman. Contoh yang patut diacungi jempol adalah ketika batik milik Indonesia yang model-model bajuanya semula hanya untuk ke undangan saja, sekarang sudah dimoderenisasikan dengan berbagai gaya fashionable. Ini sama sekali tidak menurunkan ‘harga’ batik. Justru dengan menggunakan batik, nasionalisme warga Indonesia semakin terpacu.

Selasa, 11 Oktober 2011

Today at Research In Motion's annual BlackBerry Developer Conference, CEO Mike Lazaridisannounced the company's new tablet -- the PlayBook. The tablet will utilize an OS created by therecently acquired QNX (just as we'd heard previous to the announcement) called the BlackBerry Tablet OS which will offer full OpenGL and POSIX support alongside web standards such as HTML5 (which is all tied into RIM's new WebWorks SDK). Lazaridis was joined on stage by the company's founder, Dan Dodge, who said that "QNX is going to enable things that you have never seen before," and added that the PlayBook would be "an incredible gaming platform for publishers and the players." RIM also touted the PlayBook's ability to handle Flash content via Flash 10.1, as well as Adobe AIR apps. The new slate -- which Lazaridis described as "the first professional tablet" -- will sport a 7-inch, 1024 x 600, capacitive multitouch display, a Cortex A9-based, dual-core 1GHz CPU (the company calls it the "fastest tablet ever"), 1GB of RAM, and a 3 megapixel front-facing camera along with a 5 megapixel rear lens (and yes, there will be video conferencing). There was no mention of onboard storage capacity during the keynote, though the devices we just spied in our eyes-on post are labeled 16GB and 32GB on their back panels. The PlayBook will be capable of 1080p HD video, and comes equipped with an HDMI port as well as a microUSB jack, 802.11a/b/g/n WiFi, and Bluetooth 2.1. The device clocks in at a svelte 5.1- by 7.6-inches, is only 0.4-inches thick, and weighs just 400g (or about 0.9 pounds).

In terms of interface, the OS looks like a mashup of webOS and the BlackBerry OS, even allowing for multitasking via what amounts to a "card" view. Interestingly, RIM and QNX boasted of the PlayBook's multimedia and gaming functions, but Mike Lazaridis also described the tablet as "an amplified view of what's already on your BlackBerry." That's due largely in part to a function of the tablet which allows you to siphon data off of your BlackBerry handset via Bluetooth tethering and display it on your PlayBook (a la the ill-fated Palm Foleo). While the PlayBook doesn't seem to rely on phone content alone, the press release from the company says that users can "use their tablet and smartphone interchangeably without worrying about syncing or duplicating data." RIM didn't hand out any solid launch dates beyond "early 2011," and of course, there was no mention of retail price. We've got a slew of content after the break, including the PlayBook spec rundown, the company's press release, and a full video of the device (and UI) in action -- so take a look!



  • 7-inch LCD, 1024 x 600, WSVGA, capacitive touch screen with full multi-touch and gesture support
  • BlackBerry Tablet OS with support for symmetric multiprocessing
  • 1 GHz dual-core processor
  • 1 GB RAM
  • Dual HD cameras (3 MP front facing, 5 MP rear facing), supports 1080p HD video recording
  • Video playback: 1080p HD Video, H.264, MPEG, DivX, WMV
  • Audio playback: MP3, AAC, WMA
  • HDMI video output
  • Wi-Fi - 802.11 a/b/g/n
  • Bluetooth 2.1 + EDR
  • Connectors: microHDMI, microUSB, charging contacts
  • Open, flexible application platform with support for WebKit/HTML-5, Adobe Flash Player 10.1, Adobe Mobile AIR, Adobe Reader, POSIX, OpenGL, Java
  • Ultra thin and portable:
  • Measures 5.1"x7.6"x0.4" (130mm x 193mm x 10mm)
  • Weighs less than a pound (approximately 0.9 lb or 400g)
  • RIM intends to also offer 3G and 4G models in the future.